Bab 1
Mengenal Peninggalan Sejarah Masa Hindu, Buddha, dan Islam
Hindu, Budha, dan Islam telah menjadi agama yang diakui di Indonesia. Agama tersebut tidak tiba-tiba ada di Indonesia. Agama-agama itu muncul karena adanya pengaruh bangsa asing. Berdasarkan catatan sejarah, Hindu dan Budha muncul di Indonesia pada abad ke-2 Masehi. Agama tersebut dibawa oleh orang-orang India dan Cina. Orang-orang Cina datang ke Indonesia untuk berdagang.Biasanya, para pedagang Cina menetap sementara di daerah-daerah Indonesia. Mereka berhubungan dengan penduduk Indonesia. Dari hubungan itu, ada beberapa pengaruh di antaranya agama.
A. Sumber Sejarah
Banyak sekali peristiwa yang telah terjadi di masa lalu. Tentu kamu mengingat peristiwa masa lalu itu. Namun, ada juga peristiwa yang kamu lupa. Cerita yang menjelaskan kehidupan manusia pada masa lampau disebut sejarah. Kehidupan tersebut meliputi berbagai peristiwa yang dialami manusia. Kamu memiliki peristiwa masa lalu. Hal itu berarti kamu kamu memiliki sejarah. Misalnya, cerita ketika kamu belajar berjalan. Bagaimana dengan sebuah negara? Apakah negara mempunyai sejarah? Tentu saja negara memiliki sejarah. Hal itu karena sebuah negara tidak terbentuk begitu saja. Ada berbagai rangkaian peristiwa sebelum terbentuknya sebuah negara. Misalnya, sejarah negara Indonesia. Indonesia melewati beberapa rangkaian peristiwa sebelum merdeka. Ada masa prasejarah, masa kerajaaan, dan masa penjajahan.Perkembangan sejarah di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa periode. Periode-periode tersebut yaitu sebagai berikut.
1. Zaman Batu
Pada zaman ini, manusia menggunakan peralatan dari batu. Karenanya, zaman ini disebut zaman batu. Pada zaman ini pun, manusia memperoleh makanan dengan berburu. Kehidupan masyarakatnya masih berpindah-pindah atau nomaden.
2. Zaman Logam
Pada zaman ini, manusia mulai mengenal logam. Mereka menggunakan perak atau perunggu untuk membuat peralatan. Mereka pun mulai mengenal ladang berpindah. Selain itu, mereka juga mulai menetap di suatu tempat.
3. Zaman Hindu-Budha
Pada zaman ini, manusia mulai mengenal tulisan. Pada masa ini, agama Hindu dan Budha mulai berkembang di Indonesia. Selain itu, pada masa ini pun, masyarakat telah mengenal sistem pemerintahan dan kerajaan.
4. Zaman Islam
Islam dibawa ke Indonesia oleh para pedagang dari arab dan Gujarat India. Para pedagang itu menyebarkan agama Islam ke berbagai wilayah Indonesia. Akhirnya, bermunculanlah kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.
5. Zaman Kolonial
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Bangsa Eropa banyak yang datang ke Indonesia untuk berdagang. Namun, setelah melihat kekayaan Indonesia, bangsa Eropa berubah pikiran. Mereka jadi ingin menguasai Indonesia. Sejak itu, Indonesia dijajah oleh beberapa negara Eropa.
Peristiwa yang terjadi pada masa lampau dapat kamu ketahui. Caranya dengan memerhatikan sumber sejarah. Sumber sejarah merupakan peninggalan-peninggalan sejarah. Sumber sejarah tersebut berupa hal-hal seperti berikut.
1. Sumber lisan
Sumber lisan merupakan cerita lisan dari pelaku atau saksi sejarah. Contohnya rekaman pidato proklamasi yang dibacakan oleh Bung Karno.
Gambar 1.1
Rekaman pembacaan teks proklamasi merupakan sumber lisan sejarah Indonesia
Sumber: www.devry.files.wordpress.com
Rekaman pembacaan teks proklamasi merupakan sumber lisan sejarah Indonesia
Sumber: www.devry.files.wordpress.com
2. Sumber tulisan
Sumber tulisan merupakan keterangan tertulis mengenai suatu peristiwa sejarah. Contohnya prasasti yang bertuliskan berbagai kisah sebuah kerajaan.
Gambar 1.2
Prasasti sebagai sumber sejarah berupa tulisan
Sumber: www.www.eljohn.net
Prasasti sebagai sumber sejarah berupa tulisan
Sumber: www.www.eljohn.net
3. Sumber benda
Sumber benda yaitu sumber sejarah berupa benda-benda peninggalan masa lampau. Contohnya Candi peninggalan kerajaan Hindu-Budha dan benteng peninggalan penjajah Belanda.
Gambar 1.3
Candi Borobudur merupakan benda peninggalan sejarah Hindu-Buddha di Indonesia
Sumber: www.musadiqmarhaban.files.wordpress.com
Candi Borobudur merupakan benda peninggalan sejarah Hindu-Buddha di Indonesia
Sumber: www.musadiqmarhaban.files.wordpress.com
B. Peninggalan Sejarah Hindu, Buddha, dan Islam
Kamu telah mengetahui periode perkembangan sejarah Indonesia. Salah satu periodenya yaitu periode. Hindu-Budha dan Islam. Nah, sekarang kamu akan membahas peninggalan sejarah Hindu-Budha dan Islam. Tahukah kamu peninggalan sejarah pada masa tersebut?
Ada banyak peninggalan sejarah yang ditemukan di Indonesia. Peninggalan-peninggalan ini dapat membantumu untuk mengetahui sejarah. Tentu saja sejarah negara kita, yaitu Indonesia. Berdasarkan jenisnya, peninggalan sejarah dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Bangunan
Peninggalan sejarah berupa bangunan antara lain candi, prasasti, yupa, patung, relief, gapura, masjid, dan benteng.
2. Karya sastra/kitab
Karya sastra berupa kitab biasanya menceritakan kisah sebuah kerajaan. Ada juga yang menceritakan ramalan, ajaran agama, dan moral. Selain itu, ada juga karya sastra yang menceritakan tentang kepahlawanan seorang tokoh.
3. Adat istiadat
Adat istiadat yaitu budaya yang berasal dari masa lalu. Budaya tersebut masih berlangsung sampai
sekarang. Selanjutnya, kamu dapat mengikuti penjelasan peninggalan-peninggalan sejarah Indonesia.
Peninggalan yang akan dibahas yaitu peninggalan pada masa Hindu-Budha dan Islam.
1. Peninggalan-peninggalan Zaman Hindu-Budha
Agama Hindu-Budha dibawa ke nusantara oleh pedagang dan pendeta. Pedagang dan pendeta itu berasal dari India dan Cina. Mereka menempuh perjalanan melalui jalur laut dan darat. Agama Budha mulai masuk ke Indonesia sekitar abad ke-2 Masehi. Kemudian, agama Hindu menyusul masuk ke kawasan nusantara. Masuknya agama Hindu ke nusantara pada awal abad ke-5. Agama Hindu dan Budha berkembang di nusantara pada masa yang sama. Peninggalan-peninggalan Hindu-Budha yang ditemukan di Indonesia antara lain sebagai berikut.
a. Peninggalan berupa bangunan
1) Candi
Candi merupakan bangunan yang dibuat untuk menghormati arwah penguasa atau raja yang telah meninggal. Candi berasal dari kata candikagraha.Artinya, ‘rumah candika’. Candika adalah nama salah satu dewa durga atau dewa kematian. Ada beberapa candi peninggalan Hindu-Budha di antaranya sebagai berikut.
a) Candi Portibi
Candi Portibi merupakan peninggalan Kerajaan Panai yang bercorak Hindu. Candi Portibi terletak di Padang Balok, Gunung Tua, Provinsi Sumatera Utara. Candi ini dibangun pada1039.
b) Candi Muara Takus
Candi Muara Takus terletak di Kabupaten Kampai Provinsi Riau. Candi ini dibangun pada masa Kerajaan Sriwijaya abad ke-9 Masehi. Candi ini digunakan sebagai tempat pemujaan penganut agama Hindu Mahayana
c) Candi Panataran
Candi Panataran ditemukan di daerah Blitar. Candi ini didirikan pada masa Majapahit, yaitu pada1350.
d) Candi Mendut
Candi Mendut didirikan oleh raja India pada 824. Candi ini bercorak Budha. Letaknya di sebelah timur Candi Borobudur
e) Candi Borobudur
Candi Borobudur terletak di Muntilan, Jawa Tengah. Candi ini didirikan pada 824 Masehi. Candi ini dibangun oleh Samaratungga dari Dinasti Syailendra. Candi Borobudur terdiri atas 10 tingkat. Hal itu melambangkan sebuah makna, yakni kesempurnaan hidup akan dicapai setelah mencapai 10 tingkatan. Pada permukaan dinding candi Borobudur terdapat gambar yang diukir yang disebut relief.
f) Candi Prambanan
Candi Prambanan dikenal juga dengan sebutan candi Lorojonggrang. Candi Prambanan terletak di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah. Candi ini didirikan pada masa Kerajaan mataram, yaitu abad ke-8 Masehi. Candi Prambanan merupakan bangunan suci bagi agama Hindu Siwa. Di dalam candi Prambanan, tersimpan tiga arca, yaitu arca Siwa Mahadewa, Siwa Mahaguru, dan Siwa Ganesha.
2) Prasasti
Prasasti merupakan peninggalan sejarah berupa batu bertulis. Isinya menceritakan penguasa pada masa pemerintahannya. Prasasti peninggalan kerajaan Hindu-Budha antara lain sebagai berikut.
a) Prasasti Mulawarman yang berangka tahun 400 Masehi. Prasasti ini merupakan peninggalan Kerajaan Kutai. Prasasti ini ditulis dengan huruf Palawa dan bahasa Sansekerta.
b) Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara yaitu Prasasti Ciaruteun, Pasir Jambu, Kebon Kopi, Pasir Awi, dan Muara Ciateun. Prasasti-prasasti tersebut ditemukan di Bogor. Pada Prasasti Ciaruteun terdapat gambar telapak kaki Raja Purnawarman. Selain itu, ada juga Prasasti Cidanghiang yang ditemukan di Banten. Sementara itu, Prasasti Tugu ditemukan di Jakarta.
c) Prasasti peninggalan Kerajaan Kutai, yaitu Prasasti Yupa yang ditemukan di aliran Sungai
Mahakam Kalimantan Timur. Di Kalimantan Timur ini, ditemukan tujuh buah Yupa. Yupa merupakan tugu bertulis yang dibuat sebagai peringatan upacara kurban. Yupa biasa digunakan sebagai penambat hewan yang akan dijadikan kurban. Yupa menerangkan bahwa Raja Mulawarman adalah raja yang mulia dan terkemuka. Beliau telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada para brahmana di tanah suci Waprakeswara. Yupa ditulis dalam huruf Palawa dan bahasa Sansekerta.
d) Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri yaitu Prasasti
Padlegan, Weleri, Jaring, dan Pala. Prasastiprasasti tersebut ditemukan di halaman Candi Prambanan.
e) Prasasti yang mengungkapkan Kerajaan Sriwijaya.
Prasasti tersebut ditulis dalam huruf Palawa dan bahasa melayu kuno. Prasasti-prasasti tersebut
yaitu:
• Prasasti Kedukan Bukit (684 M) ditemukan di tepi Sungai Tatang dekat Palembang.
• Prasasti Talang Tuo (684 M) ditemukan di daerah Talang Tuo, sebelah barat Palembang
• Prasasti Telaga Batu (tidak berangka tahun) ditemukan dekat Palembang.
• Prasasti Kota Kapur (686 M) ditemukan dekat Sungai Menduk di Pulau Bangka.
• Prasasti Karang Berahi (tidak berangka tahun) ditemukan di tepi Sungai Merangin, Jambi Hulu.
• Prasasti Palah Pasemah (tidak berangka tahun) ditemukan di tepi Sungai Pisang Lampung Selatan.
b. Peninggalan berupa kitab atau karya sastra
Kitab dan karya sastra peninggalan Hindu-Budha antara lain sebagai berikut.
1) Kitab Jangka Jayabaya (ramalan Jayabaya). Jayabaya adalah raja terkenal dari Kerajaan Singhasari
yang memerintah pada 1130–1150. Kitab Jangka Jayabaya berisi ramalan tentang masa depan Indonesia.
2) Smaradhana merupakan karya sastra yang ditulis oleh Mpu Dharmaja. Karya sastra ini dipersembahkan untuk Kameswara. Karya sastra ini ditulis pada masa Kerajaan Kediri.
3) Bharatayudha, yaitu karya sastra yang ditulis oleh Mpu Panuluh dan Mpu Sedah. Karya sastra ini berisi sindiran perang saudara antara Jayabaya dan Jayasabha. Karya sastra ini ditulis pada masa Kerajaan Kediri.
4) Hariwangsa dan Gatotkacasraya, yaitu karya sastra yang ditulis oleh Mpu Panuluh dan Mpu Sedah. Karya sastra ini ditulis pada masa Kerajaan Kediri.
5) Negarakertagama, yaitu karya sastra yang ditulis oleh Mpu Prapanca. Kitab ini menceritakan Kerajaan Singhasari dan Majapahit. Dalam Kitab ini, termuat istilah pancasila. Kitab ini ditulis pada masa Kerajaan Majapahit.
6) Sutasoma ditulis oleh Mpu Tantular. Ktab ini berisi ajaran agama. Di dalamnya, termuat istilah Bhineka Tunggal Ika yang menyatakan bahwa meskipun berbeda, ajaran Hindu dan Budha mempunyai asas yang sama. Kitab ini ditulis pada masa Kerajaan Majapahit.
7) Pararaton, yaitu kitab yang mengisahkan pertempuran berdarah yang terjadi pada keturunan Ken Arok. Pada kitab ini, dikisahkan tentang Anusapati yang mengetahui Ken Arok sebagai pembunuh ayahnya (Tunggul Ametung). Kemudian, Anusapati membunuh Ken Arok pada 1227 dan menggantikannya menjadi raja di Kerajaan Singhasari. Kitab ini ditulis pada masa Kerajaan Majapahit.
8) Kunjarakunja merupakan karya sastra yang ditulis pada masa Kerajaan Majapahit. Kitab ini tidak diketahui pengarangnya.
9) Arjuna Wiwaha merupakan karya sastra karangan Mpu Kanwa. Karya sastra ini ditulis pada masa Kerajaan Mataram Kono. Kitab ini bercorak Budha.
10) Kitab Carita Parahyangan merupakan kitab yang ditulis pada masa Kerajaan Mataram Hindu.
c. Peninggalan berupa agama dan adat istiadat
Budaya dan adat istiadat peninggalan masa Hindu-Budha yang masih dilaksanakan sampai sekarang antara lain sebagai berikut.
1) Upacara Ngaben (bercorak Hindu) yaitu upacara pembakaran mayat di Bali.
2) Upacara Galungan yaitu perayaan kemenangan.
3) Nyepi yaitu perayaan tahun baru saka.
4) Kuningan yaitu perayaan mohon perlindungan dan penerangan agar bahagia lahir dan batin.
5) Saraswati yaitu perayaan memuja Sang Hyang Widi.
6) Syiwaratri yaitu perayaan peleburan dosa.
2. Peninggalan-peninggalan Bercorak Islam
Daerah di nusantara yang pertama mendapat pengaruh Islam yaitu daerah Aceh. Kerajaan Islam yang pertama kali berdiri di Aceh yaitu Kerajaan Samudra Pasai. Berita tentang adanya Kerajaan Islam di nusantara diperoleh dari Marcopolo. Marcopolo merupakan seorang saudagar dari Venesia, (Italia). Marcopolo berkunjung ke Samudra Pasai pada 1292. Ia menyebutkan bahwa di Perlak, yakni salah satu daerah di Aceh, telah banyak orang yang menganut Islam. Selain itu, berita penyebaran Islam di Indonesia juga didapat dari Ibnu Batuta. Ibnu Batuta merupakan seorang pengembara dari Persia yang singgah di Aceh pada1345. Ia menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar agama Islam. Penduduk pribumi mulai memeluk Islam secara masal pada abad ke-14 Masehi. Hal itu seiring dengan mulai bermunculannya kerajaan-kerajaan Islam.
Berikut ini penjelasan tentang beberapa peninggalan kerajaan-kerajaan Islam.
a. Peninggalan berupa bangunan
1) Masjid
Masjid merupakan tempat ibadah umat Islam. Selain itu, masjid juga menjadi pusat pendidikan dan pembinaan agama. Karenanya, dahulu masjid selalu terletak berdekatan dengan keraton dan alun-alun. Keraton merupakan simbol kekuasaan. Alun-alun merupakan simbol rakyat. Sementara itu, masjid merupakan simbol keagamaan. Masjid-masjid peninggalan kerajaan Islam antara lain sebagai berikut.
a) Masjid raya Baiturahman terletak di Banda Aceh ibu kota Nangro Aceh Darussalam. Masjid ini dibangun pada masa Kerajaan Islam Aceh.
b) Masjid Raya Medan terletak di Kota Medan, Sumatra Utara. Masjid ini dibangun oleh Sultan Deli yang bernama Makmun Al Rasyid Perkasa Alam pada 1906.
c) Masjid Raya Banten didirikan pada tahun 1906 oleh Sultan Maulana Yusuf.
d) Masjid Demak didirikan oleh Raden Patah sekitarabad ke-14. Masjid ini terletak di kota Demak (Jawa Tengah)
e) Masjid Sultan Suriansyah merupakan masjid pertama di Pulau Kalimantan. Masjid ini didirikan pada masa kekuasaan Pangeran Suriansyah yaitu abad ke-16.
2) Istana
Istana merupakan tempat tinggal raja dan keluarganya. Istana juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Istana peninggalan kerajaan Islam di antaranya sebagai berikut.
a) Istana Maemun
Istana Maemun merupakan istana peninggalan Kerajaan Deli. Istana Maemun terletak di Kota Medan. Istana ini dibangun pada 1888 oleh Sultan Makmun Perkasa Alam.
b) Istana Siak Sri Indrapura
Istana ini merupakan peninggalan Kerajaan Melayu Riau. Istana ini dibangun pada 1889 oleh Teungku Ngah Sayed Hasyim. Letak istana ini di hulu sungai Siak, yaitu 120 kilo meter dari Pekanbaru.
b. Peninggalan berupa kitab atau karya sastra
Peninggalan kerajaan Islam berupa kitab atau karya sastra dibedakan menjadi empat kelompok yaitu sebagai berikut.
1) Hikayat
Hikayat adalah cerita atau dongeng pelipur lara atau pembangkit semangat juang. Beberapa hikayat peninggalan Islam yaitu sebagai berikut.
a) Hikayat Hang Tuah, yaitu cerita kepahlawanan laksamana Kesultanan Malaka. Hang Tuah merupakan seorang laksamana yang berani, pandai, dan bijaksana. Ia juga merupakan abdi raja yang taat dan setia.
b) Hikayat Amir Hamzah, yaitu cerita tentang permusuhan Amir Hamzah dengan mertuanya yang masih kafir, yakni Raja Marsewan dari Madayin.
2) Babad
Babad adalah cerita berlatar belakang sejarah.
a) Babad Tanah Jawi yang menceritakan sejarah Pulau Jawa dari Nabi Adam sampai tahun 1722.
b) Babad Giyanti yang menceritakan pecahnya Kesultanan Mataram menjadi Surakarta, Yogyakarta, dan Mangkunegara pada tahun 1757.
3) Syair
Syair adalah puisi lama yang isinya berupa cerita.
a) Syair Abdul Muluk yang menceritakan perjuangan Siti Rafiah istri Raja Abdul Muluk yang berhasil merebut kembali tahta kerajaan dari Kerajaan Barabai di Hindustan.
b) Gurindam 12 yang berisi petuah kepada pejabat negara, pegawai, dan orang biasa agar menjadi orang yang terhormat, disegani, dan disenangi sesama manusia.
4) Suluk
Suluk adalah kitab tasawuf.
a) Suluk Sukarsa yang berisi tentang cerita Ki Sukarsa yang mencari ilmu sejati untuk mendapat kesempurnaan.
b) Suluk Wujil yang berisi petuah-petuah Sunan Bonang yang disampaikan kepada Wujil orang kerdil bekas abdi Raja Majapahit.
c. Peninggalan berupa agama dan adat istiadat
Budaya dan adat istiadat peninggalan masa Islam yang masih dilaksanakan sampai sekarang antara
lain sebagai berikut
1) Upacara Grebeg Besar di Demak
2) Pesta Tabuik di Pariaman, Sumatera Barat
3) Budaya Dhug Dher di Semarang
4) Seni tradisional betawi seperti Gambang Kromo dan Orkes Gambus
C. Tokoh-Tokoh Sejarah pada Masa Hindu, Budha, dan Islam
1. Tokoh-tokoh Sejarah pada Masa Hindu
a. Aswawarman
Aswawarman adalah raja Kutai kedua. Ia menggantikan Kudungga sebagai
raja. Sebelum masa pemerintahan Aswawarman, Kutai menganut kepercayaan
animisme. Ketika Asmawarman naik tahta, ajaran Hindu masuk ke Kutai.
Kemudian kerajaan ini menganut agama Hindu. Aswawarman dipandang sebagai
pembentuk dinasti raja yang beragama Hindu. Agama Hindu masuk de dalam
sendi kehidupan Kerajaan Kutai. Keturunan Aswawarman memakai nama-nama
yang lazim digunakan di India. Pengaruh Hindu juga tampak pada tatanan
masyarakat, upacara keagamaan, dan pola pemerintahan Kerajaan Kutai.
b. Mulawarman
Mulawarman menggantikan Aswawarman sebagai raja Kutai. Mulawarman
menganut agama Hindu. Kemungkinan besar pada masa pemerintahan
Mulawarman telah ada orang Indonesia asli yang menjadi pendeta Hindu.
Dengan demikian upacara keagamaan tidak lagi dipimpin oleh Brahmana dari
India. Mulawarman mempunyai hubungan baik dengan kaum Brahmana. Hal ini
dibuktikan karena semua yupa dibuat oleh pendeta Hindu. Mereka
membuatnya sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Raja Mulawarman.
Sanga raja telah melindungi agama Hindu dan memberikan banyak hadiah
kepada kaum brahmana. Agama Hindu dapat berkembang pesat di seluruh
wilayah Kerajaan Kutai.
c.Purnawarman
merupakan raja Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan
tertua kedua setelah Kerajaan Kutai. Purnawarman memeluk agama Hindu
yang menyembah Dewa Wisnu.
Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara banyak
menceritakan kebesaran Raja Purnawarman. Dalam Prasasti Ciaruteun
terdapat jejak tapak kaki seperti tapak kaki Wisnu dan dinyatakan
sebagai tapak kaki Raja Purnawarman. Di bawah kepemimpinan Raja
Purnawarman, Kerajaan Tarumanegara dan rakyatnya berjalan baik dan
teratur. Bukti keberhasilan kepemimpinan ini tercermin dalam Prasasti
Tugu. Di prasasti itu diceritakan pembangunan saluran air untuk
pengairan dan pencegahan bajir.
d. Airlangga
Airlangga adalah Raja Kahuripan. Beliau memerintah pada tahun
1.019-1.049. Airlangga sebenarnya putera raja Bali. Beliau dijadikan
menantu oleh Raja Darmawangsa. Ketika pernikahan berlangsung, Kerajaan
Kahuripan diserang bala tentara dari Wurawuri. Airlangga dan dibeberapa
pengiringnya berhasil melarikan diri.
Airlangga menyusun kekuatan untuk mengusir musuh. Usaha tersebut
berhasil. Bahkan, Airlangga berhasil memperkuat kerajaan Kahuripan dan
memakmurkan rakyatnya. Airlangga sebenarnya merupakan gelar yang
diterima karena beliau berhasil mengendalikan air sungai Brantas
sehingga bermanfaat bagi rakyat.
Ketika sudah tua, Airlangga mengundurkan diri dari pemerintahan.
Beliau pergi ke gunung untuk menjadi petapa. Sebagai petapa beliau
bergelar Jatiningrat. Urusan pemerintahan diserahkan kepada dua orang
puteranya. Namun kedua puteranya bersaing memperebutkan kekuasaan.
Airlangga memerintahkan Empu Baradah untuk membagi kerajaan menjadi dua,
yakni Panjalu (Kadiri) dan Jenggala. Sungai Brantas menjadi batas kedua
kerajaan baru itu.
Airlangga merupakan salah satu raja besar dalam sejarah Indonesia.
Dalam patung-patung lama, beliau sering digambarkan sebagai penjelmaan
Wisnu yang mengendarai garuda.
e. Jayabaya
Jayabaya adalah raja terbesar dari Kerajaan Panjalu atau Kadiri.
Beliau memerintah tahun 1135-1157 M. Namanya selalu dikaitkan dengan
Jangka Jayabaya yang berisi ramalan-ramalan tentang nasib Pulau Jawa.
Keberhasilan dan kemasyhuran Raja Jayabaya dapat dilihat dari hasil
sastra pada masa pemerintahannya. Atas perintahnya, pujangga-pujangga
keraton berhasil menyusun kitab Bharatayudha. Kitab ini ditulis oleh
Empu Sedah dan diselesaikan oleh Empu Panuluh. Kitab Bharatayudha itu
dimaksudkan untuk mengabadikan kebesaran raja dan memperingati
kemenangan-kemenangan Raja Jayabaya.
f. Ken Arok
Ken Arok adalah pendiri kerajaan Singasari. Beliau juga menjadi cikal
bakal raja-raja Majapahit. Mula-mula Ken Arok mengabdi kepada Awuku
Tunggul Ametung di Tumapel. Tumapel termasuk wilayah kerajaan Kediri.
Ken Arok jatuh cinta kepada Ken Dedes, istri Tunggul Ametung. Ken Arok
membunuh Tunggul Ametung. Kemudian ia memperistri Ken Dedes dan menjadi
penguasa di Tumapel.
Waktu itu di Kerajaan Kediri terjadi pertentangan antara raja dan
kaum Brahmana. Kaum Brahmana melarikan diri ke Tumapel dan mendapatkan
perlindungan dari Ken Arok. Kemudian, para brahmana menobatkan Ken Arok
sebagai raja di Tumapel pada tahun 1222. Setelah menjadi raja, Ken Arok
bergelar Sri Ranggah Rajasa Amurwabhumi. Nama kerajaannya adalah
Singasari.
Berita pendirian Kerajaan Singasari membuat raja Kediri Kertajaya
(Dandang Gendis) marah. Kertajaya memimpin pasukan yang besar jumlahnya
dari Kediri untuk menyerang Singasari. Terjadilah pertempuran besar
antara Kerajaan Kediri melawan Singasari di desa Ganter. Ken Arok
berhasil memenangkan pertempuran. Sejak saat itu, wilayah Kerajaan
Kediri dikuasai oleh Singasari.
Ken Arok tidak lama memerintah Singasari. Pada tahun 1227 beliau dibunuh oleh suruhan Anusapati, anak tirinya.
g. Raden Wijaya
Raden Wijaya adalah pendiri dan raja pertama Kerajaan Majapahit.
Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Sebelum menjadi raja,
adalah pemimpin tentara Singasari. Dalam pertempuran melawan tentara
Jayakatwang, pasukannya kalah. Beliau melarikan diri ke desa Kudadu
bersama para pengikutnya. Selanjutnya, beliau menyingkir ke Madura dan
minta bantuan Wiraraja, adipati Sumenep. Atas saran Wiraraja, Raden
Wijaya menyerahkan diri kepada Jayakatwang dan mengabdikan diri
kepadanya.
Raden Wijaya diizinkan untuk membuka Hutan Tarik. Daerah inilah yang
kemudian berkembang menjadi pusat Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya
menyusun kekuatan untuk menyerang Jayakatwang. Saat itu datang pasukan
Kubilai Khan dari Cina dengan tujuan menghancurkan Kerajaan Singasari.
Mereka tidak mengetahui bahwa Kerajaan Singasari sudah hancur. Hal ini
dimanfaatkan Raden Wijaya untuk membalas dendam kepada Jayakatwang.
Raden Wijaya bekerjasama dengan pasukan Kubilai Khan. Dalam waktu
singkat, Kerajaan Kediri hancur dan Raja Jayakatwang terbunuh. Setelah
itu, Raden Wijaya bersama pasukannya menyerang pasukan Kubilai Khan.
Pasukan Kubilai Khan dapat dikalahkan dengan mudah. Pasukan Kubilai Khan
banyak yang tewas, sisanya melarikan diri. Setelah itu, Raden Wijaya
mendirikan Kerajaan Majapahit.
Raden Wijaya wafat pada tahun 1309 M. Beliau didarmakan
(disemayamkan) di Candi Siwa di Simping. Kedudukannya sebagai raja
digantikan putranya, Kalagemet yang bergelar Sri Jayanegara.
h. Gajah Mada
Gajah Mada adalah patih mangkubumi (maha patih) Kerajaan Majapahit.
Namanya mulai dikenal setelah beliau berhasil memadamkan pemberontakan
Kuti. Gajah Mada muncul sebagai seorang pemuka kerajaan sejak masa
pemerintahan Jayanegara (1309-1328). Kariernya dimulai dengan menjadi
anggota pasukan pengawal raja (Bahanyangkari). Mula-mula, beliau menjadi
Bekel Bahanyangkari (setingkat komandan pasukan). Kariernya terus
menanjak pada masa Kerajaan Majapahit dilanda beberapa pemberontakan,
seperti pemberontakan Ragga Lawe (1309), Lembu Sura (1311), Nambi
(1316), dan Kuti (1319).
Pada tahun 1328 Raja Jayanegara wafat. Beliau digantikan oleh
Tribhuanatunggadewi. Sadeng melakukan pemberontakan. Pemberontakan
Sadeng dapat ditumpas oleh pasukan Gajah Mada. Atas jasanya, Gajah Mada
diangkat menjadi Maha Patih Majapahit pada tahun 1334. Pada upacara
pengangkatannya, beliau bersumpah untuk menaklukkan seluruh Nusantara di
bawah kekuasaan Majapahit. Sumpah itu dikenal dengan Sumpah Palapa.
Gajah Mada tetap menjadi Patih mangkubumi ketika Hayam Wuruk naik
tahta. Beliau mendampingi Hayam Wuruk menjalankan pemerintahan. Pada
masa inilah Majapahit mengalami masa Kejayaan. Wilayah Majapahit
meliputi hampir seluruh Jawa, sebagian besar Pulau Sumatera, Semenanjung
Malaya, Kalimantan, dan Indonesia bagian timur hingga Papua.
i. Hayam Wuruk
Hayam Wuruk (1334-1389) adalah raja terbesar Majapahit. Beliau
bergelar Sri Rajasanagara. Beliau adalah Putra Ratu Tribhuanatunggadewi
dan Kertawardana. Di bawah pemerintahan beliau, Majapahit mengalami
puncak kebesaran dan zaman keemasan. Pada masa itu, Mahapatih Gajah Mada
berhasil mempersatukan seluruh Nusantara. Daerah kekuasaan Majapahit
kurang lebih meliputi wilayah Indonesia saat ini. Perdagangan dengan
luar negeri, terutama Cina, mencapai kemajuan, begitu pula bidang
kesusastraan, seni pahat, seni bangun, kehakiman, dan agama.
Nama Hayam Wuruk terkenal dalam sejarah Indonesia karena dikisahkan
dalam kitab Negarakertagama yang disusun oleh Empu Prapanca. Peninggalan
Majapahit yang terkenal dari masa pemerintahan Hayam Wuruk antara lain
himpunan kitab sejarah Singsari dan Majapahit hasil karya Empu Prapanca,
serta cerita sastra Arjunawiwaha dan Sutasoma gubahan Empu Tantular.
Salah satu peristiwa penting ketika Hayam Wuruk berkuasa adalah
kemenangan Majapahit dalam pertempuran melawan Kerajaan Sunda
(Pajajaran) tahun 1351. Perang tersebut dikenal dengan sebutan Perang
Bubat. Setelah Hayam Wuruk wafat (1389), Majapahit mengalami
kemerosotan.
2. Tokoh-tokoh Sejarah pada Masa Budha
a. Balaputradewa
Balaputradewa adalah raja Sriwijaya yang memerintah sekitar abad ke-9
atau ke-10 Masehi. Beliau berasal dari keluarga Syailendra, yang
berkuasa di Pulau Jawa mulai sekitar tahun 750. Ayah Balaputradewa
bernama Samaragrawira dan ibunya bernama Tara. Balaputradewa kemudian
bergelar Sri Wirawairimathana.
Pada zaman pemerintahan Balaputradewa, Sriwijaya menjalin hubungan
dagang dengan kerajaan-kerajaan di Jawa, Semenanjung Malaya, dan Cina.
Karena itu, nama Balaputradewa juga dikenal di negeri lain. Di daerah
Nalanda, India, nama Balaputradewa terpahat pada prasasti di antara
puing suatu wihara kuno. Di situ tercantum Suwarnadwipa, sebutan lain
bagi Pulau Sumatra atau Kerajaan Sriwijaya.
b. Sakyakirti
Sakyakirti adalah seorang mahaguru agama Buddha yang ada di Kerajaan
Sriwijaya. Menurut kesaksian I-Tsing Sriwijaya telah menjadi pusat agama
Buddha. Di sana ada lebih dari seribu pendeta yang belajar agama
Buddha. Diperkirakan di Sriwijaya sudah berdiri sebuah perguruan Buddha.
Perguruan ini mempunyai hubungan baik dengan perguruan Buddha yang ada
di Nalanda, India.
c. Kertanegara
Kertanegara adalah raja terakhir dari Kerajaan Singasari. Beliau
adalah cicit Ken Arok. Kertanegara memerintah tahun 1268-1292.
Kertanegara bergelar Maharajadhiraja Sri Kertanegara Wikrama
Dharmottunggadewa. Kertanegara adalah raja yang sangat terkenal baik
dalam bidang politik maupun keagamaan. Dalam bidang politik, Jayanegara
dikenal sebagai raja yangmenguasai ilmu ketatanegaraan dan mempunyai
gagasan memperluas wilayah kerajaannya. Kertanegara menganut agama
Buddha Tantrayana.
Tahun 1275 Kertanegara mengirim pasukan untuk menaklukkan Kerajaan
Sriwijaya. Pengiriman pasukan itu dikenal dengan ekspedisi Pamalayu.
Ketika Kertanegara memerintah, Kerajaan Singasari sempat menguasai
Sumatera, Bakulapura (Kalimantan Barat), Jawa Barat (Sunda), Madura,
Bali, dan Gurun (bagian Indonesia Timur).
Pemerintahan Kertanegara berakhir ketika diserang oleh Jayakatwang
dari Gelang-gelang. Setelah Kertanegara gugur, seluruh kerajaan
Singasari dikuasai oleh Jayakatwang.
3. Tokoh-tokoh Sejarah pada Masa Islam
a. Sultan Malik Al-Saleh
Sultan Malik Al-Saleh adalah pendiri dan raja pertama Kerajaan
Samudera Pasai. Sebelum menjadi raja beliau bergelar Merah Sile atau
Merah Selu. Beliau adalah putera Merah Gajah. Diceritakan Merah Selu
mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Akhirnya, beliau berhasil
diangkat menjadi raja di suatu daerah, yaitu Samudra Pasai.
Merah Selu masuk Islam berkat pertemuannya dengan Syekh Ismail,
seorang Syarif Mekah. Setelah masuk Islam, Merah Selu diberi gelar
Sultan Malik Al-Saleh atau Sultan Malikus Saleh. Sultan Malik Al-Saleh
wafat pada tahun 1297 M.
b. Sultan Ahmad (1326-1348)
Sultan Ahmad adalah sultan Samudera Pasai yang ketiga. Beliau
bergelar Sultan Malik Al-Tahir II. Pada masa pemerintahan beliau,
Samudera Pasai dikunjungi oleh seorang ulama Maroko, yaitu Ibnu
Battutah. Ulama ini mendapat tugas dari Sultan Delhi, India untuk
berkunjung ke Cina. Dalam perjalanan ke Cina Ibnu Battutah singgah di
Samudera Pasai.
Ibnu Battutah menceritakan bahwa Sultan Ahmad sangat memperhatikan
perkembangan Islam. Sultan Ahmad selalu berusaha menyebarkan Islam ke
wilayah-wilayah yang berdekatan dengan Samudera Pasai. Beliau juga
memperhatikan kemajuan kerajaannya.
c. Sultan Alauddin Riyat Syah
Sultan Alauddin Riyat Syah adalah sultan Aceh ketiga. Beliau
memerintah tahun 1538-1571. Sultan Alauddin Riyat Syah meletakan
dasardasar kebesaran Kesultanan Aceh. Untuk menghadapi ancaman Portugis,
beliau menjalin kerja sama dengan Kerajaan Turki Usmani dan
kerajaankerajaan Islam lainnya. Dengan bantuan Kerajaan Turki Usmani,
Aceh dapat membangun angkatan perang yang baik.
Sultan Alauddin Riyat Syah mendatangkan ulama-ulama dari India dan
Persia. Ulama-ulama tersebut mengajarkan agama Islam di Kesultanan Aceh.
Selain itu, beliau juga mengirim pendakwah-pendakwah masuk ke pedalaman
Sumatera, mendirikan pusat Islam di Ulakan, dan membawa ajaran Islam ke
Minang Kabau dan Indrapura. Sultan Alauddin Riyat Syah wafat pada
tanggal 28 September 1571.
d. Sultan Iskandar Muda (1606-1637)
Sultan Iskandar Muda adalah sultan Aceh yang ke-12. Beliau memerintah
tahun 1606-1637. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Aceh
mengalami puncak kemakmuran dan kejayaan. Aceh memperluas wilayahnya ke
selatan dan memperoleh kemajuan ekonomi melalui perdagangan di pesisir
Sumatera Barat sampai Indrapura. Aceh meneruskan perlawanan terhadap
Portugis dan Johor untuk merebut Selat Malaka.
Sultan Iskandar Muda menaruh perhatian dalam bidang agama. Beliau
mendirikan sebuah masjid yang megah, yaitu Masjid Baiturrahman. Beliau
juga mendirikan pusat pendidikan Islam atau dayah. Pada masa inilah, di
Aceh hidup seorang ulama yang sangat terkenal, yaitu Hamzah Fansuri.
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, disusun sistem
perundang-undangan yang disebut Adat Mahkota Alam. Sultan Iskandar Muda
juga menerapkan hukum Islam dengan tegas. Bahkan beliau menghukum rajam
puteranya sendiri. Ketika dicegah melakukan hal tersebut, beliau
mengatakan, “Mati anak ada makamnya, mati hukum ke mana lagi akan dicari
keadilan.” Setelah beliau wafat, Aceh mengalami kemunduran.
4. Tokoh-tokoh Sejarah Islam di Jawa
Di pulau Jawa terdapat sembilan ulama pelopor dan pejuang
pengembangan Islam. Mereka adalah Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sunan
Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan
Muria, dan Sunan Gunung Jati. Mereka lebih populer dengan sebutan Wali
Songo, yaitu:
- Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
- Sunan Ampel (Raden Rahmat)
- Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim)
- Sunan Giri (Raden Paku)
- Sunan Drajat (Syarifuddin)
- Sunan Kalijaga (Raden Mas Syahid)
- Sunan Kudus (Ja’far Sadiq)
- Sunan Muria (Raden Umar Said)
- Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah
5. Tokoh-tokoh Sejarah Islam di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku
Perkembangan Islam di wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku juga
terjadi melalui jalur perdagangan. Perkembangan Islam di daerah ini
semakin cepat karena peran putra-putra daerah ini menuntut ilmu agama
Islam ke Jawa. Ketika pulang mereka menjadi ulama yang menyebarkan agama
di daerahnya. Perkembangan Islam di wilayah ini ditandai dengan
berdirinya kerajaan Islam seperti Kesultanan Kutai Kertanegara, Ternate,
dan Kerajaan Gowa-Tallo. Beberapa tokoh dari sejarah perkembangan Islam
di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku antara lain sebagai berikut.
a. Dato ri Bandang dan kawan-kawan
Ada tiga mubalik asal Minangkabau yang merintis penyebaran Islam di
Sulawesi Selatan. Mereka adalah Dato ri Bandang (Abdul Makmur Khatib
Tunggal), Dato ri Patimang (Sulaiman Khatib Sulung), dan Dato ri Tiro
(Jawad Khatib Bungsu). Dato ri Bandang bersama dengan Dato Suleman
datang ke Kerajaan Gowa-Tallo untuk menyiarkan agama Islam. Mereka
berdua dengan giat mengenalkan agama Islam dan seluk-beluknya kepada
masyarakat setempat. Lambat laun, banyak masyarakat yang tertarik
memeluk agama Islam. Setelah masuk Islam Sultan Gowa tersebut bergelar
Sultan Alauddin.
b. Sultan Alauddin
Sultan Alauddin adalah raja Gowa ke-14. Beliau adalah raja Gowa
pertama yang memeluk agama Islam. Beliau masuk Islam bersamaan dengan
raja Tallo. Raja Tallo tersebut sekaligus menjadi Mangkubumi Kerajaan
Gowa. Setelah masuk Islam, raja Tallo itu dinamai Sultan Abdullah Awwal
al-Islam.
SetelahSultan Alauddin dan Mangkubuminya Sultan Abdullah Awwal
al-Islam masuk Islam, berangsur-angsur rakyat Gowa-Tallo juga
di-islamkan. Sultan Alauddin juga berusaha menyebarkan Islam ke kerajaan
tetangganya. Kerajaan-kerajaan yang berhasil di-islam-kan antara lain
Kerajaan Soppeng (1607), Wajo (1610), dan Bone (1611). Beliau masih
melanjutkan penyebaran Islam ke Buton, Dompu (Sumbawa), dan Kengkelu
(Tambora, Sumbawa).
c. Tuan Tunggang Parangan
Tuan Tunggang Parangan adalah ulama yang menyebarkan agama Islam di
Kerajaan Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur. Awalnya di kerajaan ini
ada dua ulama yang melakukan siar agama Islam yaitu Tuan Tunggang
Parangan dan Dato ri Bandang. Namun setelah beberapa lama, Dato ri
Bandang kembali ke Makasar (Kerajaan Gowa- Tallo) melanjutkan siar yang
telah beliau rintis di sana. Tuan Tunggang Parangan tetap tinggal di
Kutai.
Berkat ajaran Tuan Tunggang Parangan, Raja Aji Mahkota memeluk Islam.
Hal itu diikuti oleh putranya, Ai Di Langgar, yang menggantikan
kedudukannya. Keislaman Raja Mahkota diikuti juga oleh pangeran,
hulubalang, dan seluruh rakyat Kutai. Penduduk yang enggan masuk Islam
semakin terdesak masuk ke pedalaman.
Kerajaan Kutai Kertanegara berganti nama menjadi Kesultanan Kutai
Kertanegara. Ajaran Islam berkembang pesat di kesultanan ini. Raja
memberlakukan undang-undang kesultanan yang berpedoman pada ajaran
Islam.
d. Sultan Zainal Abidin
Zainal Abidin adalah raja Kerajaan Ternate (1486-1500). Beliau pernah
pergi ke Giri, untuk belajar agama Islam. Ketika kembali dari Giri,
beliau berusaha memasukkan ajaran Islam dalam pemerintahannya. Beliau
juga berusaha memperluas pengajaran Islam untuk rakyat. Beliau
mendirikan pesantren dan mendatangkan guru-guru (ulama) dari Jawa.
Selain itu, Zainal Abidin juga berusaha menyebarkan Islam lewat ekspansi
kekuasaannya.
0 komentar:
Posting Komentar